PERBANDINGAN ANTAR ALIRAN:
PERBUATAN TUHAN DAN PERBUATAN MANUSIA
A. Perbuatan Tuhan
Semua aliran dalam ilmu kalam berpandangan bahwa Tuhan melakukan perbuatan. Perbuatan di sini dipandang sebagai konsekwensi logis dari dari dzat yang memiliki kemampuan untuk melakukannya. Ada tiga (3) aliran besar ilmu kalam (Mu`tazilah, Asy`ariyah, Maturidiyah) dalam pandangannya tentang perbuatan Tuhan, yakni:
- Aliran Mu`tazilah
Aliran mu`tazilah adalah aliran kalam yang bercorak rasional, oleh sebab itu aliran ini berpendapat bahwa perbuatan Tuhan hanya terbatas pada hal-hal yang dikatakan baik. Tetapi bukan berarti bahwa Tuhan tidak mampu melakukan perbuatan buruk. Tuhan tidak melakukan perbuatan buruk karena Tuhan mengetahui keburukan dari perbuatan buruk itu. Dalil yang digunakan dalam mendukung pendapat aliran ini adalah Qs. Al-Anbiya: 23 dan Qs. Ar-Rum: 8.
Mu`tazilah berpendapat bahwa Tuhan mempunyai kewajiban terhadap manusia yakni, kewajiban berbuat baik bahwa berbuat yang terbaik untuk manusia, hal ini sejalan dengan konsep keadilan Tuhan. Adapun penjabaran dari kewajiban Tuhan harus berbuat baik adalah sebagai berikut:
a. Kewajiban tidak memberikan beban di luar kemampuan manusia
b. Kewajiban Mengirim Rasul, menurut aliran ini bahwa akal dapat mengetahui hal-hal gaib, oleh sebab itu menurut aliran ini, pengiriman rasul tidaklah begitu penting, meskipun demikian menurut mereka, mengirim rasul ini merupakan kewajiban Tuhan karena kondisi akal yang tidak mengetahui setiap apa yang harus diketahui manusia tentang Tuhan dan alam ghaib.
c. Kewajiban Menepati Janji
- Aliran Asy`ariyah
Asy`ariyah menolak faham yang menyatakan kewajiban Tuhan berbuat baik dan terbaik bagi manusia sebagaimana faham dalam aliran Mu`tazilah. Menurut aliran ini, hal itu bertentangan dengan faham kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, karena menurut aliran ini perbuatan-perbuatan Tuhan bersifat tidak wajib (Jaiz).
Karena percaya pada kekuasaan mutlak Tuhan dan berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban apa-apa, maka aliran Asy`ariyah ini berpendapat:
a. Menerima faham pemberian beban di luar kemampuan manusia, karena menurut paham ini perbuatan manusia pada hakikatnya adalah perbuatan Tuhan dan diwujudkan dengan daya Tuhan dan bukan daya manusia.
b. Menolak pengiriman Rasul sebagai kewajiban Tuhan, hal ini berdasarkan keyakinan mereka bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban apa-apa. Walaupun paham ini berbahaya karena dapat membawa akibat tidak baik pada kehidupan manusia/ kekacauan, karena tanpa wahyu manusia tidak dapat membedakan perbuatan baik dan buruk, tetapi bagi aliran ini bukan permasalahan, karena menurut aliran ini, Tuhan dapat berbuat apa saja yang dikehendaki-NYA.
c. Tuhan tidak mempunyai kewajiban memenuhi janji dan menjalankan ancaman yang tersebut dalam Al-Quran dan Hadis. Bila ada didalam Al-Quran yang tidak sejalan dengan paham aliran ini, mereka interpretasi.
3. Aliran Maturidiyah
Aliran Maturidiyah ini terbagi dua sekte, yakni:
a. Maturidiyah Samarkand
b. Maturidiyah Bukhara
Aliran Maturidiyah Samarkand memberi batasan pada kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Oleh sebab itu, aliran Maturidiyah Samarkand berpendapat bahwa perbuatan Tuhan hanyalah menyangkut hal-hal yang baik saja. Dengan demikian, Tuhan mempunyai kewajiban melakukan yang baik bagi manusia. Oleh sebab itu menurut aliran ini:
a. Faham pemberian beban kepada manusia diluar kemampuan, Maturidiyah Samarkand lebih dekat kepada Mu`tazilah, yakni menolaknya, karena didalam Al-Quran sendiri sudah dijelaskan bahwa Tuhan tidak membebani manusia dengan kewajiban-kewajiban yang tidak dapat dipikulnya. Manusialah yang sebenarnya mewujudkan perbuatannya bukan Tuhan.
b. pengiriman Rasul adalah kewajiban Tuhan.
c. Kewajiban Tuhan dalam menepati janji, menurut aliran ini bahwa pemberian upah dan hukuman pasti terjadi kelak.
Adapun aliran Maturidiyah Bukhara, pandangan mereka adalah sebagai berikut:
a. Menerimah faham pemberian beban kepada manusia diluar kemampuannya.
b. Pengiriman Rasul, tidaklah bersifat wajib dan hanya bersifat mungkin saja.
c. Tuhan pasti menepati janjinya untuk memberi upah dan ancaman. walaupun dalam hal dosa besar, bisa saja Tuhan membatalkan ancamannya. Karena Tuhan memiliki kehendak mutlak.
DAFTAR PUSTAKA
DR. Abdul Roak, M.Ag, DR. Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Pustaka Setia
Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta: UI Press, 1986